Gunung Bromo adalah salah satu gunung paling aktif di Indonesia dan menjadi obyek tujuan wisata bagi wisatawan domestik dan asing di Jawa Timur. Wisatawan datang untuk melihat matahari terbit dari puncak gunung Pananjakan. Gunung Bromo berada di Taman Nasional Bromo - Tengger - Semeru. Nama Bromo berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Brahma, Dewa Pencipta bagi umat Hindu. Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut dan berada di 3 wilayah, yaitu: kabupaten Probolinggo, Pasuruhan dan Lumajang.
Gunung Bromo bertautan langsung dengan lembah ngarai, kaldera dan dikelilingi lautan pasir sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai kawah dengan garis tengah 800 meter dari utara ke selatan dan 600 meter dari timur ke barat. Sedangkan daerah bahaya berada di lingkaran lembah dengan radius 4 kilometer dari puncak kawah.
Mayoritas penduduk di sekitar gunung Bromo memeluk agama Hindu, hal ini karena pengaruh dari jaman kerajaan Majapahit. Penduduk di pegunungan Bromo dikenal dengan nama suku Tengger, yaitu suku Jawa yang merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit. Setiap tahun sekali dilakukan upacara Kasada untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada para dewa. Juga terdapat legenda Roro Anteng dan Joko Seger dalam melakukan upacara Kasada di gunung Bromo.
Tujuan ke Gunung Bromo biasanya untuk menyaksikan matahari terbit dari puncak gunung Penanjakan. Penanjakan adalah sebuah punggungan berbukit dengan akses langsung ke Gunung Semeru, Bromo dan Batok. Menyaksikan matahari terbit merupakan peristiwa yang menarik bagi wisatawan yang rela bangun pagi dan ditemani oleh hawa dingin khas pegunungan.